Jumat, 26 Juli 2019

Makna Manusia Selain Kita

"zi, kalo besok kita lulus, kemudian apa ?"

Seorang sahabat bertanya kala aku tengah mengerjakan tugas akhirku malam itu.
pertanyaannya menghentikan pekerjaanku dan membuat ku berfikir sejenak.

"Ya lulus, cari kerja kemudian jadi robot sepenuhnya"
Ucapku seraya mengedikkan bahu setengah acuh. "memang maunya bagaimana lagi?"

"Bukan itu , maksudku kita . kalau kita lulus, lalu akan jadi apa kita?
empat tahun bersama, dari awal sampai akhirnya nanti akan wisuda, kemudian kamu
akan kembali kerumah untuk cari kerja, sementara aku akan tetap tinggal disini
tanpa kamu dan beberapa teman kita lainnya. lalu empat tahun belakangan itu akan
jadi apa ? sekedar kenangan saja kah ? pernah berfikir sampai sana kah kamu zi ?"

Aku terhenyak ,mengerti betul maksud sahabatku satu ini.
setelah satu fase dalam hidup usai, kita kerap kali berjalan menuju fase
selanjutnya tanpa pernah menoleh kembali kebelakang, kemudian melupakan banyaknya
naik turun yang telah mendewasakan kita di fase sebelumnya.

Lalu, setelah ini apa ?

Sejujurnya akupun tak tahu.
Yang aku tahu, aku bersyukur dengan semua warna yang mereka tinggalkan di hidupku.


Pernah nggak berfikir tentang kemungkinan perihal akan jadi apa kita semua tanpa
banyaknya manusia yang ada di di hidup kita? Seperti kemungkinan tentang
bagaimana jika kita tidak pernah mengenal salah satunya di hidup ini ? atau
kemungkinan tentang bagaimana jika seharusnya ada seseorang lainnya yang kita
kenal namun tak pernah bisa kita kenal karena kita telah memilih sebuah pilihan
lain di satu titik kehidupan ?
Rasanya mempertanyakan perihal kemungkinan memang tak akan pernah ada habisnya.

Dan rasanya yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah menggenggam apa yang kita
punya saat ini dan mengapresiasi keberadaan mereka semampu yang kita bisa. Karena
memang nyatanya, manusia datang dan pergi di hidup ini. Tapi setidaknya kita
sudah berusaha membuat mereka tetap didalamnya. Seperti sahabat lama yang kini
hanya jadi sekedarnya penonton di story instagram. Seperti mantan kekasih yang
dulunya pernah sedekat nadi sebelum akhirnya jadi sejauh matahari. Seperti seorang
kakak yang kini semakin jauh rasanya setelah pernikahannya dan kepergiannya dari
rumah. Percayalah, akan selalu ada fase itu pada akhirnya. mau tak mau, suka tak
suka.

Jadi, sudahkah kalian hubungi sahabat, pasangan, atau keluarga kalian hari ini ?



Jumat, 19 Juli 2019

Kebaikan Sederhana

Nyatanya kita kerap lupa mengapresiasi kebaikan sederhana di sekitar kita .
Tak jarang lupa dan kemudian menyia-nyiakannya .
coba tanyakan lagi ke diri sendiri , sudahkah kita berterima-kasih untuk kebaikan sederhana di hari ini ?


Sebagai manusia kita semua tahu fakta bahwa manusia kerap lebih sering menghargai apa yang sudah tak lagi mereka miliki. Iya, kerap kali lupa perihal apa yang masih mereka punya. Kerap lagi lupa sampai akhirnya tak lagi ada, baru setelahnya menyesal atas apa yang dulunya sempat ada dalam genggaman mereka.

Human nature, katanya. Sesuatu yang sudah menjadi bagian dari diri kita, yang membuat kita terlena atas dunia. Kita pikir, kita memiliki semua waktu yang ada di dunia ini. Kita pikir, kita akan terus memiliki mereka. Tapi lagi-lagi kita pun lupa bahwa kita bukanlah satu-satunya. Spesial, katanya? Tapi tidak, waktu akan terus bergulir dan kita semua punya masa. Dan suatu hari nanti, masa kita akan habis dihidup mereka dan kita semua akan tergantikan juga pada akhirnya.
Dan tentu saja kita tidak ingin hal itu terjadi secepatnya bukan?

Ayo tanyakan lagi kepada diri sendiri, kebaikan sederhana apa yang telah kalian terima hari ini ?
Sudahkah kalian mengapresiasi kebaikan sederhana itu dan berterimakasih karenanya ?

"Berkat adalah mereka yang memberi tanpa mengingat, dan mengambil tanpa melupakan".
Elizabeth Bibesco.